Rangkuman
Materi
Hari : Minggu
Tanggal : 14 Desember 2014
Tempat :
Islamic Center Sumedang
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Pemateri : Ustd. Kemas Mahmud Al-Hanif
Tema : Ikhlas Beribadah,
Istiqomah dalam Berdakwah, Bersama Melangkah Menuju Jannah.
Dokumentasi Pribadi, Desember 2014
Hidup
adalah anugerah yang harus dijalani dengan penuh senyuman. Menurut hasil
penelitian, jika telinga manusia dibelah kemudian telinga bagian kiri dan kanan
disatukan, maka akan berbentuk hati, di mana hati ini mngindikasikan kebenaran.
Banyak orang sukses di dunia ini adalah dari kalangan mereka yang lebih banyak
memfungsikan telingany auntuk mendengar. Bahkan antara orang yang buta dan
orang yang tuli, banyak diantara mereka yang sukses namun tetap lebih banyak
ada di kalangan mereka yang buta. Dalam Al-Quran pula selalu kalimat itu
berbunyi “wallahu sami’ul basir” Allah Maha Mendengar dan Melihat. Sehingga
ternyata telinga adalah alat indera yang paling utama. Maka awali dari telinga
untuk mendengarkan kebenaran.
Tokoh
utama dalam novel dan film negeri 5 menara, ketika dia awalnya diminta
orangtuanya untuk sekolah di pesantren dia tidak mau karena anggapannya
pesantren itu kolot, kuno, gurunya pun tua semua. Namun setelah ia memasuki
pesantren itu ia mendapati bahwa gurunya adalah seorang yang masih muda.
Kemudian gurunya mengajarkan sebuah kalimat yang menjadi kekuatannya hingga ia
mampu meraih semua mimpinyaa. Kalimat itu adalah “Manjadda wa jadda” yang artinya
barang siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil. Maka dari itu
niatkan dari sekarang untuk selalu bekerja dengan bersungguh-sungguh. Berkuliah
dengan bersungguh-sungguh. Karena barangsiapa yang bersungguh-sungguh ia akan
berhasil.
Kita
harus bersungguh-sungguh juga karena hidup itu adalah sebuah proses yang penuh
perjuangan. Maka dari itu, jika ingin menjadi hebat maka hidup kita pun harus
penuh perjuangan. Karena tidak ada kesuksesan yang instan.
Namun
tentunya kita jangan lupa untuk bersyukur, agar kita selalu diberi kebahagiaan.
Apa yang kita perjuangkan harus kita jalani dengan penuh rasa syukur. Berjuang
yang keras agar tidak menjadi pribadi yang rapuh dikemudian hari.
Ada
seorang mahasiswa UPI yang berangkat dari Bangka Belitung untuk kuliah. Beliau
bernama Aidil. Aidil berkuliah sambil berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya di
Bandung dengan berjualan pempek. Tapi dia juga tidak lupa belajar dengan tekun
dan beribadah. Di kampus dia aktivis dan anak rohis. IPKnya selalu terbaik di
jurusannya. Niatnya satu-satunya hanyalah membahagiakan orangtuanya, berjuang
untuk keluarganya. Namun sayang, suatu hari di akhir semester dia divonis
dokter dengan penyakit meningitis. Padahal saat itu skripsinya sudah selesai,
dia tinggal menunggu sidang. Akhirnya dekan fakultas, rektor, menyepakati dia
tidak usah sidang, lagipula memang ternyata skripsinya itu terbaik di
fakultasnya. Namun sayang setelah kebijakan tersebut justru Aidil malah meninggal dunia, dia
diantar kembali ke kampung halamannya dengan gelar almarhum tanpa sempat
diwisuda padahal ia mahasiswa terbaik, shaleh dan penuh semangat untuk belajar
juga mewujudkan mimpinya. Namun Allah lebih menghendaki untuk Aidil diwisuda di
syurganya kelak. Perjuangan Aidil tersebut harus kita contoh. Kita harus bisa
menjadi mahasiswa mandiri dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dunia juga
akhirat. Apapun yang terjadi, seberat apapun ujian yang dihadapi, kita harus
tetap tegar dan semangat.
Belajar
tentang makna kebahagiaan, kebahagiaan itu bukan ketika kita mendapatkan
sesuatu, tetapi ketika kita memberi sesuatu. Bahagia itu bukan hanya untuk
sendiri, tapi juga harus untuk orang lain. Manusia kecil hidup untuk dirinya
sendiri. Manusia besar hidup untuk orang banyak. Hiduplah untuk berbuat
sebanyak-banyaknya.
Ketika
kita memiliki sebuah keinginan, jangan tinggalkan shalat. Shalat adalah hal
yang harus paling diutamakan. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, Q.S. Adzariyat:56. Maka hidup ini selain
harus diperuntukkan untuk berbagi dengan orang lain, juga utamakan untuk
beribadah kepada Allah. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama
Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”, Q.S. Muhammad:7.
Berjalanlah
dalam Islam, karena dalam Islam ada ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan.
Jadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola dan tauladan hidup. Michael Heart saja
seorang ahli astronomi barat yang beragama kristen justru menenpatkan nabi
Muhammad SAW sebagai urutan pertama dari 10 orang paling berpengaruh di dunia
sepanjang zaman. Hal itu didapat dari yang ia dapati ketika ia berkeliling
dunia dan mendengarkan redaksi suara adzan yang dikumandangkan di seluruh
penjuru dunia ternyata sama. Idolakan dan contohlah Nabi Muhammad SAW, “sesungguhnya
telah ada dalam diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik (Q.S. Al-Ahzab:21).
Oleh
karena itu mulai saat ini sebagai mahasiswa, berusahalah yang keras dengan
penuh kesungguhan untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang
mempercayai kita. Lejitkan potensi yang kita miliki sebagai mahasiswa dengan
tetap berpegang teguh pada agama. If you think you can, yes! You can.
Berprasangkalah
yang baik kepada Allah. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya. Jangan
hanya membaca sejarah orang-orang hebat, tetapi catatlah sejarah. Jadilah tokoh
dalam sejarah. “sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”, Q.S At-Tiin:4. Maka
optimalkan potensi kita sebagai manusia yang telah Allah ciptakan dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.
Dalam
mengejar mimpi juga jangan lupa untuk meminta restu orangtua. Do’a ibu pada
anaknya layaknya do’a nabi pada umatnya.
Serta
renungkanlah ini agar kita lebih menyadari siapa kita dan apa yang kita
inginkan dalam hidup.
1.
Apa tujuan hidupmu?
2.
Siapa yang ingin kamu bahagiakan?
3.
Hadiah apa yang ingin kamu berikan untuk
orang yang ingin kamu bahagiakan?
Renungkanlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar