Senin, 29 Desember 2014

Resume Pembelajaran: Inovasi Pembelajaran Kontekstual



NAMA   : HAFNI
KELAS   : 2-A

INOVASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Dari hasil diskusi tanggal 12 November 2013 tentang pembelajaran kontekstual, saya mendapatkan bahwa pembelajaran kontekstual pada intinya berangkat dari kenyataan yang ada di sekitar siswa sebelumnya, kemudian siswa mempelajarinya dalam kehidupan nyata, dan setelah belajar diharapkan siswa mampu menerapkannya di kehidupan nyata pula.
Penggagas dari pembelajaran kontekstual ini adalah Elaine B. Jhonson di mana ada tiga prinsip utama yang digunakan dalam pembelajaran ini, yaitu saling ketergantungan, diferensiasi, dan pengorganisasian. Selain itu ada juga tujuh asas dalam pembelajaran kontekstual, yaitu:
1.       Asas kontruktivisme
Kontruktivsme ini berpandangan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak didapatkan secara begitu saja, melainkan dibangun/disusun didalam struktur kognitif seseorang berdasarkan pengalaman.
2.      Inkuiri
Inkuiri ini merupakan proses pembelajaran yang berkaitan dengan pencarian dan penemuan melalui hasil berpikir analisis-sistematis.
3.      Bertanya
Bertanya ini merupakan proses sejauh mana indvidu memiliki keingintahuan untuk mempelajari dan sejauh mana seseorang mampu berpikir.
4.      Masyarakat belajar
Di dalam masyarakat belajar dikehendaki bahwa pengetahuan itu didaptkan dari hasil kerja sama dengan orang lain.
5.      Pemodelan
Pemodelan di sini adalah memeragakan sesuatu yang dapat ditiru atau dijadikan contoh oleh siswa.
6.      Refleksi
Pada taap refleksi siswa dituntut untuk mengurutkan kembali rangkaian pembelajaran yang telah dilaluinya dari awal sampai akhir sehingga pengalaman itu mampu direfleksikan/dicerna dengan sendirinya ke dalam struktur kognitifnya.
7.      Penilaian nyata
Penilaian nyata ini dilakukan oleh guru untuk mengevaluasi/mengukur sejauh mana perkembangan siswa dalam belajar.

Dari materi yang dipaparkan, didapat beberapa pertanyaan dari audiens. Pertanyaan tersebut diantaranya:

1.      Irwan Hermawan Kelompok 4
Bagaimana konsep pembelajaran kontekstual ini diterapkan di SD?
Aam sebagai pemateri menjawab bahwa konsep pembelajaran kontekstual ini sangat baik diterapkan di SD. Dilihat dari pembelajaran kontekstual itu sendiri, di sana mengedepankan proses keterlibatan siswa secara penuh agar siswa mampu menemukan materi yang dielajari dan menghubungkannya ke dalam situasi yang nyata.Pembelajaran tersebut juga bukan hanya teori, namun juga dapat dilakukan secara nyata memberi pengalaman yang sesungguhnya, dan nantinya bisa diterapkan di jenjang selanjutnya.
Menurut pandangan saya, jawaban dari pemateri kurang sesuai dengan apa yang ditanyakan. Konsep pembelajaran kontekstual di SD yang ditanyakan sepertinya merupakan aplikasinya. Jika aplikasinya di SD, maka pembelajaran kontekstual ini memang cocok. Saya melihat dari sudut pandang anak SD yang cara berpikirnya masih abstrak, maka dengan pembelajaran kontekstual ini pembelajaran akan menjadi lebih konkret sehingga mudah difahami oleh siswa. Contohnya misalkan ketika ingin mengajarkan pengukuran seperi Kg, ons, dll. Maka siswa diperintahkan untuk berbelanja ke pasar, membeli buah-buahan sebanyak yang dipperintahkan, misalkan 1 Kg mangga. Kemudian dirumuskan pertanyaan kira-kira 1 Kg mangga itu terdiri dari berapa banyak buah? Bagaimana jika dikurangi jumlah buahnya jadi berapa Kg beratnya? dll. Lalu dibahas kembali di kelas untuk didiskusikan, kemudian guru menjelaskan, setelah itu disimpulkan bersama-sama. Sehingga kelak setelah siswa mempelajari materi pengukuran ini, siswa langsung dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

2.      Ayu Nurlawati Kelompok 5
Dalam asas pembelajaran kontekstual ada asa inkuiri. Pada inkuiri siswa harus menemukan sendiri. Bagaimana peranan guru dalam membimbing siswa ketika proses pembelajaran berlangsung?
Saat itu Ida Nuryamah sebagai pemateri menjawab bahwa inkuiri adalah proses pembelajaran berdasarkan pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah fakta dari hasil menginat melainkan dari proses menemukan sendiri. Jadi guru hanya merangsang/memberi stimulus untuk siswa menemukan pengetahuan.
Menurut saya memang benar bahwa di dalam tahapan inkuiri siswa terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran. Seperti siswa memulai menemukan permasalahan sendiri, meneliti dan mencari solusinya, hingga akhirnya mengaplikasikannya ke dunia nyata. Peranan guru dalam hal ini adalah guru bukanlah sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan belajar atau pengatur interaksi itu sendiri.
Lalu ada Fajar Saputra menambahkan bahwa dalam pembelajaran inkuiri, siswa harus tetap dibimbing guru untuk menemukan masalahnya. Kemudian saat proses diskusi berlangsung guru harus berkeliling untuk mengontrol jalannya diskusi kelompok. Selain itu guru juga harus mengarahkan siswa untuk memberi kesimpulan yang diinginkan.
Kembali menanggapi dari tanggapa Fajar, bahwa menurut saya dalam hal guru harus ikut membimbing untuk menemukan masalahnya, maka guru pun harus pintar-pintar memberikan pertanyaan kepada siswa yang ahirnya pertanyaan tersebut mampu mengantarkan pemikiran siswa pada penemuan masalah yang diharapkan.

3.      Regina Ratu S. Kelompok 6
Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual?
Jawaban dari Nurhasanah Lidyaningsih sebagai pemateri saat itu adalah:
1)      Siswa tidak bisa memecahkan masalah, sehingga suasana pembelajaran menjadi pasif.
2)      Masalah yang dihadirkan terkadang diluar jangkauan siswa, sehingga solusinya guru harus memahami masalahnya lebih mendalam sehingga bsa memberikan permasalahan kepada siswa sesuai dengan kemampuannya.
3)      Guru harus bisa mengomunikasikan maksud, seperti ketika memeragakan sesuatu guru harus bisamenjelaskannya dengan baik.
Saya rasa apa yang dikatakan oleh Nurhasanah sudah cukup tepat. Saya ingin menambahkan sedikit saja, bahwa hambatan lainnya adalah terkadang pengondisian kelas sedikit sukar. Selain tu jika pengetahuan siswa tentang materi pelajaran kurang, maka proses pembelajaran tidak akan lancar. Dan tentunya pembelajaran kontekstual ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sehingga ketika kita sebagai guru ingin menerapkan pembelajaran kontekstual, maka harus direncanakan dulu matang-matang sebelumnya menganai semua kemungkinan dan resiko yang akan dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar