Senin, 29 Desember 2014

Resume Pembelajaran: Inovasi Pembelajaran Kuantum



NAMA   : HAFNI
KELAS   : 2-A

INOVASI PEMBELAJARAN KUANTUM

Dari hasil diskusi hari ini, tanggal 12 November 2011 tentang inovasi pembelajaran kuantum, ada beberapa hal yang saya dapatkan dari hasil diskusi. Setelah pemateri memberikan paparan, saya mengetahui bahwa pembelajaran dengan nama “Quantum” ini diadaptasi dari ilmu fisika di mana quantum ini merupakan interaksi yang dapat mengubah energi menjadi sebuah cahaya. Bobby DePorter, seseorang yang mengembangkan metode ini beranggapan bahwa interaksi-interaksi yang dilakukan antara guru-siswa akan mengubah bakat alamiah mereka untuk menghasilkan sebuah cahaya yang bermanfaat bagi proses pembelajaran yang mereka lakukan.
Pembelajaran kuantum ini menekankan agar proses pembelajaran berjalan dengan nyaman dan menyenangkan. Dengan menganalisis dari cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya, maka dihasilkanlah semacam prosedur yang menjadi acuan dalam melakukan pembelajaran kuantum. Sepeti yang disingkatnya menjadi TANDUR, meliputi:
a.       Tumbuhkan, yaitu proses pemberian apersepsi sehingga siswa lebih mengetahui manfaat dari pembelajaran yang akan dilakukan. Disingkat menjadi AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku), melalui itu siswa dibangkitkan kesadarannya sebelum belajar.
b.      Alami, yaitu dengan memberikan pengalaman nyata kepada siswa dalam melaksanakan pembelajarannya.
c.       Namai, membuat konsep atau rumus tertentu ketika belajar.
d.      Demonstrasikan, memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kemampuannya.
e.       Ulangi, memberi kesempatan agar siswa mengulangi apa yang telah mereka pelajari sampai mereka tahu di mana titik kelemahannya dan letak kesuksesan mereka daam belajar.
f.       Rayakan, adalah sebuah respon proporsional untuk mengapresiasi keberhasilan siswa dalam belajar.
Dari pemaparan materi, ada beberapa hal yang ditanyakan oleh audiens, diantaranya:

1.      Jannatul Fuadah Kelompok 1
Bagaimana agar model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa?
Dalam hal ini, Leni Ade Putri sebagai pemateri menjawab bahwa yang harus dilakukan adalah dengan membuat guru harus menghargai serta mengetahui kemampuan siswa, dan memberikan penghargaan terhadap upaya yang telah dilakukan oleh siswa. Penghargaannya pun bukan hanya material namun juga bisa berupa pujian-pujian sehinga siswa lebih semangat dan termotivasi.
Saat itu saya menambahkan, menjelaskan konsep Super Camp dari buku Quantum Learning yang ditulis oleh Boby DePorter, bahwa pada dasarnya kegiatan super camp ini adalah bagian terpenting dan yang menjadi salah satu ciri khas dari pembelajaran kuantum. Mengapa demikian?
Menurut DePorter (2012) di Super Camp, semua kurikulum secara harmonis merupakan kombinasi dari tiga unsur : keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampilan dalam hidup .
Dalam program super camp yang dilaksanakan selama 10 hari juga mereka mengombinasikan penumbuhan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenangkan. Mengapa mereka melakukan pembelajaran di lingkungan dengan mengombinasikan aspek-aspek tersebut? Jawabannya adalah karena aspek tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran yang kondusif, efektif, efisien, nyaman, serta menyenangkan.
Di lingkungan sebelum pembelajaran dimulai mereka melakukan latihan tantangan fisik terlebih dahulu. Seperti pelajaran tali-temali yang digunakan oleh para siswa untuk memanjat pohon-pohon tinggi. Berjalan di atas tali yang dipasang setinggi empat puluh kaki di atas tanah, melompat dari papan kecil ke atas galah untuk meraih palang, dan menjatuhkan diri dari atas tangga ke dalam rengkuhan tangan-tangan anggota tim. Awalnya mereka takut melakukan hal-hal tersebut, namun ternyata mereka berhasil menaklukan semua tantangannya. Keberhasilan dari mereka itu langsung dipindahkan ke dalam kelas, di mana mereka pun merasa bahwa mereka akan berhasil dalam melakukan pembelajaran di kelas. Jadi pada intinya sebelum kegiatan belajar di mulai, mind set mereka diarahkan agar mereka yakin terhadap dirinya sendiri dan mengenyahkan semua pikiran negatif yang ada pada mereka kemudian menggantinya menjadi pikiran positif. Keberhasilan mereka menaklukan tantangan fisik di super camp itulah yang menjadi motivasi mendasar bahwa semua tantangan dalam pembelajaran pun dapat mereka taklukan seperti saat mereka berhasil menaklukan segala tantangan fisik yang ada.

2.      M. Iqbal, kelompok 2
Bagaimana mengenalkan dan melatih para guru tentang pembelajaran kuantum ini agar dalam penerapannya terhadap peserta didik dapat berhasil?
Ririn Siti Komariah sebagai pemateri menjelaskan bahwa bisa saja katanya diadakan penataran dan pelatihan untuk para guru, bahkan menurut beberapa artikel pun banyak buku yang beredar dan dibagikan, hanya saja tidak dibaca oleh gurunya atau gurunya tidak tertarik untuk melakukan pembelajaran kuantum ini sehingga pada akhirnya bukunya pun hanya disimpan saja di perpustakaan.
Menurut analisis saya, mengapa guru tidak kunjung melakukan kegiatan pembelajran kuantum, khususnya seperti melakukan super camp sebagai salah satu ciri khas dari pembelajaran ini tentunya karena ada eberapa hal yang menjadi pertimbangan guru.
Pertama mungkin adalah karena terbatasnya biaya untuk akomodasi dan segela kebutuhan dalam menjalankan super camp. Jangankan untuk mengadakan kegiatan berkemah sepuluh hari seperti itu, di Indonesia masih banyak sekolah yang sarana dan prasarana belajarnya kurang baik bahkan tidak layak.
Kedua adalah terbatasnya pengajar. Dapat diketahui bahwa untuk melakukan kegiatan karya wisata atau kunjungan ke museum satu hari saja itu tidak cukup hanya dengan melibatkan seorang guru pembimbing, apalagi jika ingin melakukan kegiatan super camp selama 10 hari maka dibutuhkan kerja sama dengan guru-guru lainnya.
Ketiga adalah masalah kepercayaan orang tua, umumnya orang tua di kita tidak akan mudah begitu saja melepas anak-anaknya untuk melakukan kegiatan berkemah apalagi sampai 10 hari, walaupun padahal kegiatan berkemah ini bisa saja dilakukan di sekolahnya sendiri.
Namun jika seandainya kegiatan ini dapat dilakukan, super camp akan sangat menjadi hal yang menarik untuk dilakukan oleh para siswa. Misalnya saja dengan melakukan kegiatan super camp tersebut di sekolah ketika libur semester. Hanya saja tetap perlu diperhatikan apakah sarana dan prasarana memadai atau tidak, biayanya cukup atau tidak dan orang tua memberi izin atau tidak.

3.      Rina Yuli Andrianti, Kelompok 3
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Bagaimana penjelasan yang lebih konkret beserta contohnya?
Widia sebagai pemater menjawab, seperti apa yang sudah dijelaskan dalam buku bahwa memahami dunia anak merupakan lisensi bagi para buku untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan siswa dalam meraih hasil belajar yang optimal. Apabila seorang guru telah memahami dunia siswa, maka siswa telah merasa diperlakukan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis seperti sebuah “orkestrasi” yang saling bertautan dan saling mengisi.
Saya sendiri sependapat bahwa memang seperti itulah pada dasarnya. Jadi guru harus berusaha berdiri sejajar, sama tinggi sama rata dengan siswa terlebih dahulu. Apa tujuannya? Tujuannya tentu saja adalah untuk membuat siswa merasa guru itu seperti “teman” sehingga jika guru sudah menjadi teman siswa, maka siswa akan timbul rasa nyaman tanpa mengurangi rasa segan mereka. Kedekatan dengan siswa dimanfaatkan oleh guru untuk mengetahui berbagai hal tentang siswa yang dapat menunjang proses pembelajarannya, misalnya salah satunya adalah tipe pemelajar seperti apa siswa tersebut apakah visual, kinestetik, atau audio. Baru setelah kita mampu masuk ke dunia mereka, mengetahui apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, kita pun akan mudah untuk menarik mereka ke dunia kita, yang dalam hal ini maksudnya adalah mengajak mereka untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar