NAMA : HAFNI
KELAS : 2-A
INOVASI KURIKULUM 2013
Dari hasil presentasi
tanggal 29 ktber 2013 tentang inovasi kurikulum 2013, diperoleh bahwa kurikulum
2013 adalah rancangan pembelajaran secara terpadu, dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan penilaian secara otentik.
Pembelajaran kurikulum
2013 ini adalah sebuah hal yang tak asing lagi sebetulnya karena memang
sebelumnya pernah dijelaskan oleh dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas
Tinggi, dan banyak sekali artikel di koran serta internet yang membahas
mengenai kurikulum 2013 ini.
Pada intinya kurikulum
2013 ini menuntut siswa untuk berpikir secara holistik (menyeluruh), tidak lagi
berpikir secara parsial. Oleh karena itu pembelajaran pun dilakukan secara
terpadu (tematik-integratif).
Sebetulnya kurikulum
2013 ini merupakan penyempurnaan dari urikulum-kurikulum sebelumnya, namun
karena dirasa terburu-buru sehingga banyak beberapa komponen dari pembelajaran
yang dinilai kurang siap terutama dari gru dan sarana&prasarananya, maka
kurikulum 2013 ini menimbulkan kontra pada sejumlah pihak. Namun terlepas dari
pro dan kontra kurikulum 2013 ini, kita sebagai mahasiswa calon guru seyogyanya
harus tetap semangat dan menerima inovasi kurikulum 2013 ini secara positif.
Di atas hanyalah
beberapa pendapat saya mengenai kurikulum 2013 berdasarkan apa yang berhasil
saya tangkap dari pemateri dan beberapa sumber lain. Dari hasil diskusi, ada
beberapa pertanyan yang diperoleh. Pertanyaan pertama adalah dari Habibah
Sukmini Arif absen 04 Kelompok 11, yang bertanya, “Jelakskan apa alasan guru kurang responsif terhadap
kedatangan kurikulum 2013? Lalu yang kedua apakah kurikulum 2013 masih
memberikan kebijakan otonomi pada proses pembelajaran di sekolah? Berikan alasannya!”
Pemateri menjawab bahwa
hal yang menjadi penyebab dari kurang responsifnya guru terhadap kurikulum 2013
ini adalah kurangnya pengetahuan guru akan kurikulum 2013 itu sendiri, jadi
rasanya seperti sulit untuk kurikulum 2013 itu diterapkan. Serta kemungkinan
guru tersebut enggan keluar dari zona nyaman.
Pendapat saya memang
benar adanya bahwa banyak guru di Indonesia enggan menerima perubahan
kurikulum. Guru-guru banyak yang mempunyai anggapan bahwa katanya setiap ganti
menteri itu ganti kurikulum dan memberatkan guru. Serta banyak guru yang sudah
nyaman dengan pola mengajarnya yang konvensional. Dengan metode yang itu-itu
saja (metode ceramah) yang membuat guru tidak usah repot, yang kini faktanya
berbanding terbalik dengan tuntutan kurikulum 2013 sehingga guru-guru enggan
menerima inovasi kurikulum 2013 ini.
Seperti di ketahui
bahwa pada kurikulum-kurikulumnya itu lebih banyak menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori yang berpusat pada guru. Meski pada KBK 2004 dan KTSP
2006 siswa dituntut untuk aktif, namun pembelajaran lebih sering berpusat pada
siswa. Maka dalam kurikulum 2013 ini strategi pembelajaran yang digunakan lebih
cenderung pada inkuiri/heuristik (berpusat pada siswa) karena telah dipaparkan
sebelumnya bahwa pembelajaran kurikulum 2013 ini menggunakan metode saintifik
di mana siswa harus dapat mengamati, menanyakan, menalar, menemukan, dan
menarik kesimpulan.
Selanjutnya atas
pertanyaan Habibah yang kedua tentang otonomi guru, pemateri menjawab bahwa ada
otonomi pada guru dalam mengajar. Karena di Indonesia itu tidak sama, maka
pembelajaran disesuaikan dengan wilayahnya masing-masing. Misalkan dalam KD ada
membuat puisi tentang alam, ketika sekolah yang ada di wilayah pantai maka akan
membuat puisi tentang pantai, dan sekolah yang ada di gunung akan membuat
puisis tentang gunung.
Namun pendapat saya di
kelas otonominya itu tergantung dilihat dari aspek apanya dulu. Jika dalam
proses pelaksanaan pembelajaran memang guru yang memiliki otonomi, namun di
beberapa aspek lain tidak menurut saya, justru pemerintahlah yang lebih dominan
berperan dalam kurikulum 2013 ini.
Dapat dilihat dari
tabel paparan sosialisasi kemendikbud sendiri tentang kurikulum 2013 di bawah
ini:

Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa kewenangan guru memang terbatas. Keterbatasannya dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:

Dapat dilihat dari
tabel di atas, beberapa aspek yang harus dikerjakan/dipenuhi guru itu tidak
terlalu mutlak, atau kecil peranannya. Justru yang lebih paling berperan adalah
pemerintah.
Kemudian Tira
menambahakan bahwa benar ada otonomi pada proses mata pembelajarannya. Seperti
yang tadi dikatakan oleh pemateri. Memang guru terbatas hanya untuk proses
pembelajaran itu guru bebas disesuaikan dengan lingkungan, juga contohnya guru
memunyai hak untuk memadukan mata pelajaran apa saja pada tema tertentu.
Selanjutnya adalah
pertanyaan dari Eria Noersari absen 19 kelompok 12 yang bertanya, “Bagaimana
caranya meningkatkan antusias atau semangat guru untuk mempelajari kurikulum
2013 dalam mensukseskan kurikulum 2013?”
Pemateri memberikan
jawaban tentunya caranya diberikan sosialisasi yang jelas, dengan strategi yang
tepat. Seperti mulanya dilakukan dulu strategi fasilitas, kemudian strategi
pendidikan, lalu strategi bujukan, dan jika sampai tahap bujukan masih belum
berhasil maka dilakukan strategi paksaan.
Jannatul Fuadah
menambahkan jawaban dari pemateri, katanya dengan adanya penataran tentang
kurikulum 2013 maka guru-guru akan termotivasi.
Menurut pendapat saya,
seharusnya ketika dilakukan sosialisasi memang seharusnya guru-guru itu
diberikan motivasi dalam menghadapi kurikulum 2013. Sebetulnya beban pekerjaan
guru dalam kurikulum 2013 ini lebih ringan, terlihat pada tabel di bawah ini:


Hanya ketika beban
pekerjaan ringan, seperti guru tinggal mengembangkan RPP dari buku teks, justru
beban mental guru yang semakin berat. Ketika ingin melaksanakan sebuah
pembelajaran terpadu, setidaknya ada 5 komponen dalam pembelajaran yang harus
siap.
Pertama adalah guru,
guru harus mampu keluar dari zona nyamannya. Guru harus kreatif ketika ingin
melakukan pembelajaran terpadu, namun dapat kita ketahui bahwa banyak guru yang
tidak mau keluar dari zona nyamannya sehingga mereka mengklaim dirinya belum
siap.
Kedua adalah siswa,
siswa dituntut untuk dinamis, aktif dalam pembelajaran. Terkadang bisa saja
siswa berpindah-pindah tempat pembelajarannya sesuai dengan metode dan media
pembelajaran yang digunakan.
Ketiga adalah metode
yang digunakan, minimalnya harus tiga metode pembelajaran yang digunakan.
Apakah guru akan mampu memadukan metode-metode tersebut jika hampir setiap
harinya guru hanya menggunakan metode ceramah?
Keempat adalah media
yang digunakan haruslah multi media. Dan di sinilah guru kembali dituntut untuk
membuat media pembelajaran yang kreatif, yang menjadi jembatan bagi anak untuk
memahami materi pelajaran.
Kelima adalah
sarana&prasarana serta tata kelola kelas, apakah sarana&prasarana
pembelajaran di Indonesia sudah memadai? Serta tata kelola kelas bisa berjalan
dengan ancar?
Beberpa komponen
tersebut akan menjadi beban mental tersendiri bagi guru. Kurikulum 2013 ini
akhirnya akan menuntut guru agar benar-benar kompeten dalam mengajar.
Selanjutnya adalah
pertanyaan dari Nurmalasari absen 26 kelompok 13, “Dengan adanya pro kontra
mengenai kurikulum 2013 menurut perspektif kalian pribadi apakah kalian setuju
atau tidak dengan kurikulum 2013, berikan alasannya!”
Pemateri memberi
jawaban atas pertanyaan Nurmalasari bahwa mereka setuju dengan adanya kurikulum
2013, karena kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya.
Mengukur pada tujuan nasional agar hasil dari pendidikan itu peserta didik
mampu menghadapi permasalahan yang akan datang, berakhlak mulia dan taqwa
kepada Tuhan YME., serta memiliki potensi atau skill.
Tira Widianti juga
sependapat mengatakan setuju, karena kalau pola pikir KBK dan KTSP bersifat
parsial (terpisah-pisah) sedangkan untuk kurikulum 2013 itu utuh keseluruhan
dan berdasarkan kebutuhan masyarakat, jadi lebih aplikatif.
Sementara itu Fajar
absen 17 juga mengatakan setuju, selain karena kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2013, namun juga dapat mengembangkan peran guru
sebagai fasilitator, peneliti, pemahaman pribadi siswa.
Sedangkan saya sendiri
juga berpendapat di kelas, mengatakan setuju dengan adanya kurikulum 2013.
Namun saya lebih melihat dari sudut pandang siswanya, siswa tidak akan membawa
buku berat-berat dan juga nantinya tidak akan pilih kasih terhadap pelajaran
tertentu. Misalkan ketika ada siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika,
karena pada kurikulum 2013 itu dipadukan sehingga mereka akan samar sedang
belajar mata pelajaran apa sekarang, maka keengganan siswa tersebut pada
matematika setidaknya dapat sedikit teratasi. Nantinya siswa akan tetap saja
belajar pelajaran tersebut dan tentunya dengan metode yang menyenangkan karena
pada kurikulum 2013 ini juga guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar