Senin, 29 Desember 2014

Resume Pembelajaran: Inovasi Kurikulum 2013



NAMA   : HAFNI
KELAS   : 2-A

INOVASI KURIKULUM 2013
Dari hasil presentasi tanggal 29 ktber 2013 tentang inovasi kurikulum 2013, diperoleh bahwa kurikulum 2013 adalah rancangan pembelajaran secara terpadu, dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian secara otentik.
Pembelajaran kurikulum 2013 ini adalah sebuah hal yang tak asing lagi sebetulnya karena memang sebelumnya pernah dijelaskan oleh dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi, dan banyak sekali artikel di koran serta internet yang membahas mengenai kurikulum 2013 ini.
Pada intinya kurikulum 2013 ini menuntut siswa untuk berpikir secara holistik (menyeluruh), tidak lagi berpikir secara parsial. Oleh karena itu pembelajaran pun dilakukan secara terpadu (tematik-integratif).
Sebetulnya kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan dari urikulum-kurikulum sebelumnya, namun karena dirasa terburu-buru sehingga banyak beberapa komponen dari pembelajaran yang dinilai kurang siap terutama dari gru dan sarana&prasarananya, maka kurikulum 2013 ini menimbulkan kontra pada sejumlah pihak. Namun terlepas dari pro dan kontra kurikulum 2013 ini, kita sebagai mahasiswa calon guru seyogyanya harus tetap semangat dan menerima inovasi kurikulum 2013 ini secara positif.
Di atas hanyalah beberapa pendapat saya mengenai kurikulum 2013 berdasarkan apa yang berhasil saya tangkap dari pemateri dan beberapa sumber lain. Dari hasil diskusi, ada beberapa pertanyan yang diperoleh. Pertanyaan pertama adalah dari Habibah Sukmini Arif absen 04 Kelompok 11, yang bertanya, “Jelakskan apa  alasan guru kurang responsif terhadap kedatangan kurikulum 2013? Lalu yang kedua apakah kurikulum 2013 masih memberikan kebijakan otonomi pada proses pembelajaran di sekolah? Berikan alasannya!”
Pemateri menjawab bahwa hal yang menjadi penyebab dari kurang responsifnya guru terhadap kurikulum 2013 ini adalah kurangnya pengetahuan guru akan kurikulum 2013 itu sendiri, jadi rasanya seperti sulit untuk kurikulum 2013 itu diterapkan. Serta kemungkinan guru tersebut enggan keluar dari zona nyaman.
Pendapat saya memang benar adanya bahwa banyak guru di Indonesia enggan menerima perubahan kurikulum. Guru-guru banyak yang mempunyai anggapan bahwa katanya setiap ganti menteri itu ganti kurikulum dan memberatkan guru. Serta banyak guru yang sudah nyaman dengan pola mengajarnya yang konvensional. Dengan metode yang itu-itu saja (metode ceramah) yang membuat guru tidak usah repot, yang kini faktanya berbanding terbalik dengan tuntutan kurikulum 2013 sehingga guru-guru enggan menerima inovasi kurikulum 2013 ini.
Seperti di ketahui bahwa pada kurikulum-kurikulumnya itu lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran ekspositori yang berpusat pada guru. Meski pada KBK 2004 dan KTSP 2006 siswa dituntut untuk aktif, namun pembelajaran lebih sering berpusat pada siswa. Maka dalam kurikulum 2013 ini strategi pembelajaran yang digunakan lebih cenderung pada inkuiri/heuristik (berpusat pada siswa) karena telah dipaparkan sebelumnya bahwa pembelajaran kurikulum 2013 ini menggunakan metode saintifik di mana siswa harus dapat mengamati, menanyakan, menalar, menemukan, dan menarik kesimpulan.
Selanjutnya atas pertanyaan Habibah yang kedua tentang otonomi guru, pemateri menjawab bahwa ada otonomi pada guru dalam mengajar. Karena di Indonesia itu tidak sama, maka pembelajaran disesuaikan dengan wilayahnya masing-masing. Misalkan dalam KD ada membuat puisi tentang alam, ketika sekolah yang ada di wilayah pantai maka akan membuat puisi tentang pantai, dan sekolah yang ada di gunung akan membuat puisis tentang gunung.
Namun pendapat saya di kelas otonominya itu tergantung dilihat dari aspek apanya dulu. Jika dalam proses pelaksanaan pembelajaran memang guru yang memiliki otonomi, namun di beberapa aspek lain tidak menurut saya, justru pemerintahlah yang lebih dominan berperan dalam kurikulum 2013 ini.
Dapat dilihat dari tabel paparan sosialisasi kemendikbud sendiri tentang kurikulum 2013 di bawah ini:
Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013 Bandung 16 Maret 2013 Tayang.jpg

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kewenangan guru memang terbatas. Keterbatasannya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013 Bandung 16 Maret 2013 Tayang-.jpg
Dapat dilihat dari tabel di atas, beberapa aspek yang harus dikerjakan/dipenuhi guru itu tidak terlalu mutlak, atau kecil peranannya. Justru yang lebih paling berperan adalah pemerintah.
Kemudian Tira menambahakan bahwa benar ada otonomi pada proses mata pembelajarannya. Seperti yang tadi dikatakan oleh pemateri. Memang guru terbatas hanya untuk proses pembelajaran itu guru bebas disesuaikan dengan lingkungan, juga contohnya guru memunyai hak untuk memadukan mata pelajaran apa saja pada tema tertentu.
Selanjutnya adalah pertanyaan dari Eria Noersari absen 19 kelompok 12 yang bertanya, “Bagaimana caranya meningkatkan antusias atau semangat guru untuk mempelajari kurikulum 2013 dalam mensukseskan kurikulum 2013?”
Pemateri memberikan jawaban tentunya caranya diberikan sosialisasi yang jelas, dengan strategi yang tepat. Seperti mulanya dilakukan dulu strategi fasilitas, kemudian strategi pendidikan, lalu strategi bujukan, dan jika sampai tahap bujukan masih belum berhasil maka dilakukan strategi paksaan.
Jannatul Fuadah menambahkan jawaban dari pemateri, katanya dengan adanya penataran tentang kurikulum 2013 maka guru-guru akan termotivasi.
Menurut pendapat saya, seharusnya ketika dilakukan sosialisasi memang seharusnya guru-guru itu diberikan motivasi dalam menghadapi kurikulum 2013. Sebetulnya beban pekerjaan guru dalam kurikulum 2013 ini lebih ringan, terlihat pada tabel di bawah ini:

Paparan Mendikbud Sosialisasi Kurikulum 2013 Bandung 16 Maret 2013 Tayang.jpg
Hanya ketika beban pekerjaan ringan, seperti guru tinggal mengembangkan RPP dari buku teks, justru beban mental guru yang semakin berat. Ketika ingin melaksanakan sebuah pembelajaran terpadu, setidaknya ada 5 komponen dalam pembelajaran yang harus siap.
Pertama adalah guru, guru harus mampu keluar dari zona nyamannya. Guru harus kreatif ketika ingin melakukan pembelajaran terpadu, namun dapat kita ketahui bahwa banyak guru yang tidak mau keluar dari zona nyamannya sehingga mereka mengklaim dirinya belum siap.
Kedua adalah siswa, siswa dituntut untuk dinamis, aktif dalam pembelajaran. Terkadang bisa saja siswa berpindah-pindah tempat pembelajarannya sesuai dengan metode dan media pembelajaran yang digunakan.
Ketiga adalah metode yang digunakan, minimalnya harus tiga metode pembelajaran yang digunakan. Apakah guru akan mampu memadukan metode-metode tersebut jika hampir setiap harinya guru hanya menggunakan metode ceramah?
Keempat adalah media yang digunakan haruslah multi media. Dan di sinilah guru kembali dituntut untuk membuat media pembelajaran yang kreatif, yang menjadi jembatan bagi anak untuk memahami materi pelajaran.
Kelima adalah sarana&prasarana serta tata kelola kelas, apakah sarana&prasarana pembelajaran di Indonesia sudah memadai? Serta tata kelola kelas bisa berjalan dengan ancar?
Beberpa komponen tersebut akan menjadi beban mental tersendiri bagi guru. Kurikulum 2013 ini akhirnya akan menuntut guru agar benar-benar kompeten dalam mengajar.
Selanjutnya adalah pertanyaan dari Nurmalasari absen 26 kelompok 13, “Dengan adanya pro kontra mengenai kurikulum 2013 menurut perspektif kalian pribadi apakah kalian setuju atau tidak dengan kurikulum 2013, berikan alasannya!”
Pemateri memberi jawaban atas pertanyaan Nurmalasari bahwa mereka setuju dengan adanya kurikulum 2013, karena kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Mengukur pada tujuan nasional agar hasil dari pendidikan itu peserta didik mampu menghadapi permasalahan yang akan datang, berakhlak mulia dan taqwa kepada Tuhan YME., serta memiliki potensi atau skill.
Tira Widianti juga sependapat mengatakan setuju, karena kalau pola pikir KBK dan KTSP bersifat parsial (terpisah-pisah) sedangkan untuk kurikulum 2013 itu utuh keseluruhan dan berdasarkan kebutuhan masyarakat, jadi lebih aplikatif.
Sementara itu Fajar absen 17 juga mengatakan setuju, selain karena kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2013, namun juga dapat mengembangkan peran guru sebagai fasilitator, peneliti, pemahaman pribadi siswa.
Sedangkan saya sendiri juga berpendapat di kelas, mengatakan setuju dengan adanya kurikulum 2013. Namun saya lebih melihat dari sudut pandang siswanya, siswa tidak akan membawa buku berat-berat dan juga nantinya tidak akan pilih kasih terhadap pelajaran tertentu. Misalkan ketika ada siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika, karena pada kurikulum 2013 itu dipadukan sehingga mereka akan samar sedang belajar mata pelajaran apa sekarang, maka keengganan siswa tersebut pada matematika setidaknya dapat sedikit teratasi. Nantinya siswa akan tetap saja belajar pelajaran tersebut dan tentunya dengan metode yang menyenangkan karena pada kurikulum 2013 ini juga guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar